Goal yang baik harus menggambarkan 2 hal: apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mengukur pencapaian tersebut. Tanpa pengukuran, hal tersebut bukan sebuah goal, melainkan keinginan saja. Selaras dengan pernyataan ini, OKR terdiri dari dua komponen: objective dan key results. Objective adalah goal umum yang ingin dicapai perusahaan dan diukur secara kualitatif (“What”). Sementara, key results adalah goal spesifik yang dilakukan untuk mencapai objective dan hasilnya dapat diukur secara kuantitatif (“How”). Idealnya, satu objective diturunkan ke dalam 3-5 key results.
OKR digunakan untuk menetapkan goal dalam suatu periode tertentu, biasanya dalam jangka waktu 1-3 bulan. Dengan adanya OKR, karyawan dapat secara efektif mengetahui goal yang perlu dicapai dan mengarahkan kinerjanya secara efektif untuk mencapai goal tersebut dalam keseharian kerjanya. Berikut ini beberapa contoh dari OKR grup di perusahaan.
Kelahiran OKR diawali oleh Peter Drucker sebagai ‘pemikir manajerial’ pertama yang memperkenalkan sistem Management by Objectives (MBO) pada tahun 1950. Konsep awal tersebut kemudian dikembangkan menjadi OKR oleh Andy Grove pada tahun 1970, yang pada saat itu menjabat sebagai CEO Intel. Popularitas OKR kian meningkat di tahun 1999, ketika John Doerr, yang sebelumnya bekerja di Intel di bawah kepemimpinan Andy Grove, memperkenalkan sistem tersebut kepada Google.
Implementasi OKR di Google berdampak pada perkembangan yang pesat dan masih digunakan hingga hari ini. Selain Google, perusahaan besar lainnya yang menggunakan OKR di antaranya:
Pada dasarnya, OKR adalah sistem goal-setting yang dapat disandingkan dengan metode lainnya seperti KPI, balance scorecard, dan lain sebagainya, namun, OKR berbeda setidaknya dalam 3 poin berikut ini.
Perbedaan OKR dan KPI:
Pada dasarnya OKR dan KPI merupakan 2 hal yang saling melengkapi satu dengan yang lain. OKR berfokus untuk mencapai sebuah tujuan (objective) dengan berhasil menyelesaikan key result turunannya. Sementara, KPI umumnya berfokus pada pengukuran metrics tertentu. Perbedaan penggunaan KPI dan OKR sebagai sistem manajemen performa karyawan dapat dilihat sebagai berikut.
OKR terdiri dari 3-5 Objective, masing-masing Objective memiliki 3-5 Key Result dan setiap Key Result dapat diukur dengan skor 0-100%
OKR terdiri dari 3-5 Objective, masing-masing Objective memiliki 3-5 Key Result dan setiap Key Result dapat diukur dengan skor 0-100%
Proses kerja dapat dimonitor, transparan dan hasilnya dapat diukur dengan angka
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan professional di zaman digital ini
KPI
OKR
Karyawan merupakan aset terpenting dalam menjalankan suatu perusahaan dan seringkali ‘manajemen manusia’ menjadi tantangan yang besar bagi perusahaan.
Dalam menjalankan perannya, karyawan perlu mengetahui makna dari pekerjaannya, apa yang mereka kerjakan, dan mengapa mereka perlu melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini berhubungan dengan efektivitas karyawan, yang juga berkaitan secara langsung terhadap performa perusahaan. Dalam hal ini, OKR dapat memberi dampak yang signifikan terhadap diri karyawan maupun perusahaan.
Dampak OKR terhadap personal karyawan:
Dampak OKR terhadap perusahaan/bisnis:
OKR menunjukkan sebuah sistem kerja di mana pekerjaan satu orang berhubungan/selaras dengan pekerjaan lain, yang pada akhirnya berdampak pada goal perusahaan secara umum. Ketika karyawan menyadari pekerjaannya belum mencapai ekspektasi dan menghambat pencapaian grup/perusahaan, hal ini akan mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih maksimal. Ketika setiap karyawan menyadari bahwa pekerjaan mereka penting, maka hal ini juga akan meningkatkan komitmen karyawan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Apabila karyawan di perusahaan serempak mengalami hal ini, maka perusahaan akan digerakkan oleh karyawan yang termotivasi untuk bekerja secara optimal di pekerjaan dan mencapai goal diri, grup, maupun perusahaan.
Karyawan menjadi lebih fokus dengan progress mereka, lebih bertanggung jawab dengan pekerjaannya dan mengurangi pemborosan waktu untuk kegiatan lain yang non-esensial/mengurangi efektivitas. Secara keseluruhan, OKR memberikan dorongan yang besar untuk meningkatkan fokus dan produktivitas organisasi.
Selain itu, keunggulan OKR juga terletak pada sifatnya yang sederhana, efektif, terukur, dan relevan.
OKR terdiri dari 3-5 Objective, masing-masing Objective memiliki 3-5 Key Result dan setiap Key Result dapat diukur dengan skor 0-100%.
Penggunaan OKR memastikan bahwa setiap karyawan bergerak kepada tujuan yang sama dan sangat menolong dalam menentukan fokus dan prioritas pekerjaan.
Proses kerja dapat dimonitor, transparan dan hasilnya dapat diukur dengan angka.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan professional di zaman digital ini.
Meskipun terlihat sederhana, OKR perlu dibuat dengan tepat dan cermat. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat OKR:
Kriteria Objective:
Kriteria Key Result:
Setelah Anda selesai membuat OKR, Anda bisa melakukan evaluasi terhadap OKR yang dibuat dengan menjawab 2 pertanyaan ini :
Jika jawaban dari kedua pertanyaan di atas adalah ‘Ya’, artinya Anda telah membuat OKR yang baik dan Anda dapat mengujinya pada grup atau diri Anda secara pribadi.
OKR merupakan kerangka kerja yang cukup menjanjikan. Jika metode ini ingin diterapkan di perusahaan, penting untuk terlebih dahulu memahami cara-cara terbaik agar penerapan OKR dapat berjalan secara optimal. Berikut ini merupakan praktik terbaik OKR yang terbagi dalam 4 langkah:
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan OKR perusahaan. Jika Anda adalah seorang eksekutif, maka rapat eksekutif perlu dilakukan untuk mengkaji situasi perusahaan dan menentukan OKR perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat ini. Hal ini sangatlah penting karena OKR tersebut akan menentukan arah perusahaan, setidaknya untuk kuarter terdekat berikutnya. Setelah OKR perusahaan ditentukan, komunikasikan kepada manager/team leader dan perusahaan untuk memastikan bahwa setiap karyawan memiliki fokus dan pemahaman yang sama mengenai goal perusahaan.
Jika Anda adalah seorang manager atau team leader, maka Anda perlu menentukan OKR grup dan personal pada grup Anda. Anda boleh mulai dengan menentukan OKR grup yang kemudian diturunkan kepada anggota, atau sebaliknya dari anggota grup terlebih dahulu sebelum menyusun OKR dalam skala yang lebih besar. Pada saat menentukan OKR personal/grup, ikuti arahan eksekutif dan jadikan OKR perusahaan sebagai konteks sekaligus tujuan akhir yang dicapai. Di saat yang bersamaan, pertimbangkan juga umpan balik dari grup Anda untuk memfasilitasi proses yang kolaboratif (top-down dan bottom-up).
Setelah OKR ditentukan, maka eksekutif dan manager perlu melakukan penyelarasan strategis untuk memastikan bahwa OKR dipahami, dijalankan, dan akan dilaporkan secara berkala oleh karyawan perusahaan. OKR training juga dapat diadakan bagi manager dan karyawan untuk memastikan bahwa seluruh karyawan memahami OKR dengan tepat.
Manager atau team leader wajib memantau progres karyawan untuk memastikan OKR dapat tercapai. Performa karyawan akan dipantau melalui check-in rutin, serta update progres dan performa kerja yang dilakukan secara berkala yaitu dalam jangka waktu per-minggu, per-bulan, dan per-kuarter beserta fokus harian yang di-update setiap harinya.
Evaluasi OKR biasanya dilakukan pada akhir setiap periode, umumnya di akhir kuarter/semester/tahun. Pada tahap ini, pencapaian goal dan performa karyawan akan ditinjau kembali dan dinilai progres pencapaiannya. Setelah tahap evaluasi selesai, maka Anda dapat kembali membuat OKR baru atau melakukan penyesuaian ulang terhadap OKR untuk periode berikutnya.
Tentu saja tetap ada kemungkinan OKR gagal saat pertama kali diterapkan, karena meskipun penyusunan OKR cukup sederhana, tetapi proses penerapannya tetap membutuhkan waktu beradaptasi dan seringkali diperlukan perubahan budaya di dalam perusahaan.
Jangan khawatir, masa transisi adalah masa yang paling baik untuk mempelajari apa yang baik dan cocok (atau sebaliknya) bagi perusahaan Anda. Jika Anda tertarik untuk menerapkan OKR, Anda dapat memulai percobaan dengan satu grup kecil dan amati perkembangan OKR pada grup tersebut. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan Anda dalam menyusun dan menerapkan OKR, yang akhirnya meningkatkan kemungkinan keberhasilan penerapan OKR di skala perusahaan.